Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) dan Badan Antariksa dan Aeronautika Amerika (NASA) sepakat bekerja sama dalam pengembangan mesin bertenaga nuklir untuk pesawat ruang angkasa, menurut laporan beberapa media, Senin (4/4/2011).
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
11 Maret 2011 17:49:01 | |
Berawal dari pertemuan yang diadakan oleh rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya saat penerimaan beasiswa PMDK berprestasi, dua orang mahasiswa ini berhasil mengharumkan nama ITS kembali. Siti Muslihah dan Sulfahri menjuarai National Life Science Competition (NALCO) di Institut Teknologi Bandung (ITB), bulan Februari lalu. | |
Kampus ITS, ITS Online - Keduanya berasal dari dua jurusan yang berbeda, namun sama-sama angkatan 2007. Siti Muslihah yang akrab dipanggil Ika masih tercatat sebagai mahasiswi Jurusan Teknik Lingkungan. Sedangkan Sulfahri, berasal dari Jurusan Biologi. Diakuinya, mereka memang memiliki visi dan misi yang sejalan, yaitu meneliti. Awal perjuangan mereka dimulai ketika mengumpulkan paper hasil penelitian mereka untuk dikirimkan ke NALCO yang diselenggarakan oleh ITB. Gayung bersambut, paper yang tentang mengupas alga Spyrogira sebagai bioetanol tersebut terseleksi ke dalam tujuh besar. "Karya itu menjadi kompetitor enam karya lain dari ITS, Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Airlangga (Unair)," ujar Ika. Dalam proses penjurian, mereka diminta untuk mempresentasikan karya mereka selama 25 menit. Para juri yang menilai terdiri dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), (Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi) BPPT, dekan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, serta dosen Mikrobiologi ITB. Ika mengaku bisa menjawab semua pertanyaan juri. Tepat setelah presentasi, pada sore harinya, para pemenang NALCO diumumkan di aula ITB. “Hanya dua tim dari ITS yang lolos ke NALCO. Kami menjadi juara satu. Sedangkan juara dua dan tiga dari Universitas Indonesia (UI),†ujarnya. Alhasil, mereka pun pulang ke Surabaya dengan membawa uang senilai 7 juta rupiah, sertifikat, serta plakat. Hasil penelitian yang mereka angkat berawal sejak mereka duduk di semester dua. Yakni saat usulan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) milik Ika lolos didanai oleh Dikti. Namun karena dana tersebut berlebih, Ika pun memutar otak agar dana sisa PKM tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik. Akhirnya ia memilih untuk mengembangkan penelitiannya tersebut. Awalnya mereka mengupas pemanfaatan singkong sebagai bahan bioetanol. Namun ternyata penggunaan singkong dapat merusak ketahanan pangan serta memerlukan banyak bahan baku lainnya. Akhirnya dipilihlah Spirogyra. Selain karena alga jenis ini tahan terhadap perubahan cuaca, Spirogyra juga memiliki kandungan karbohidrat sebesar 68%. "Jumlah yang lebih besar dibandingkan singkong yang hanya 34%," imbuhnya. “Semakin banyak karbohidrat, jumlah bioetanol yang dihasilkan juga semakin meningkat,†terang penghobi novel, menonton film, dan memancing ini. Selain itu Spyrogira juga mudah ditemui. Berprestasi Sejak Sekolah Berbicara tentang sosok Ika dan Sulfahri, keduanya adalah profil mahasiswa prestatif. Mereka adalah dua orang dari total sepuluh mahasiswa ITS yang masuk lewat jalur PMDK Prestasi tahun 2007 lalu. Mahasiswa yang masuk lewat jalur tersebut hanyalah para pemilik sertifikat nasional atau internasional. Sejak SMA, Ika sudah berpikir agar tidak merepotkan orang tua dalam hal biaya kuliah. Hal ini dikarenakan alumnus SMAN 1 Tuban ini adalah anak sulung dari seorang petani bernama Muhammad Muslih dan Suwartin. Kehidupan sekolah bak sekolah dalam film Laskar Pelangi pun pernah dijalaninya. Ika sendiri memiliki beberapa sertifikat nasional. Dua PKM Penelitian (PKM-P) miliknya pernah dimuat di jurnal purifikasi Teknik Lingkungan dan jurnal Hayati Unair. Selain itu dia juga meraih juara harapan Business Challenge oleh LA dan Bisnis Indonesia dengan mengusung konsep Es Krim Jamur Saat SMP dia juga meraih juara 3 olimpiade Biologi. Dari sisi organisasi, mahasiswi berprestasi ini adalah perintis dan koordinator Enviro Research Club (ERC). Dia juga pernah bergabung di Departemen Riset dan Teknologi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS. Sedangkan Sulfahri, inventor muda yang juga partner penelitian Ika adalah mahasiswa dari Sulawesi. Ia pernah menyabet juara ketiga International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2007 di New Delhi, India tahun 2007 lalu. Di akhir wawancara, Ika sedikit memberikan wejangan untuk adik-adik kelasnya. “Jika PKM didanai, dan ternyata terdapat dana yang berlebih, gunakan dana itu untuk mengembangkan ide kalian atau buat penelitian baru,†ujarnya. Namun Ika juga menambahkan, jika sudah didanai tetapi tidak dapat menembus PIMNAS, mungkin rezeki bukan di sana. “Satu lagi, jangan tunggu karya Anda masuk jurnal sebelum Tugas Akhir,†pesan Ika mantap. (ers/hoe) |
dikutip dari http://its.ac.id/ |
10 Maret 2011 23:15:08 | |
Zaman semakin berkembang, persaingan dunia kerja pun semakin sengit, untuk itu perlunya kerja sama dengan berbagai perusahaan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. Kamis(10/3), bertempat di Restoran Daun Lada, Jurusan Sistem Informasi (SI) mengundang tak kurang dari 30 perusahaan nasional dan multi nasional berkumpul dan saling bertukar informasi dalam acara yang bertajuk Participation and Partnership for Improving Business Development ini | |
Restoran Daun Lada Surabaya, ITS On Line - Ketua Jurusan SI ITS, Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom menjelaskan bahwa acara yang baru dua kali dilakukan ini, bertujuan untuk mengenalkan Jurusan SI pada perusahaan - perusahaan di Indonesia. "Kami mengundang perwakilan dari perusahaan untuk silaturahmi dengan SI," tuturnya. Perusahaan yang diundang adalah perusahaan yang telah lama menjalin hubungan dengan jurusan SI, seperti survei, sponsor, kerja praktek dan interaksi lainnya. Usaha untuk memperkenalkan jurusan ini, lebih menekankan tentang informasi perbedaan SI dengan Teknik Informatika. Selain itu, acara ini juga ditujukan untuk mengetahui kompetensi-kompetensi yang dbutuhkan oleh perusahaan. Acara ini juga dipergunakan sebaik-baiknya oleh mahasiswa untuk mempromosikan berbagai kegiatan mereka, seperti seminar nasional dan kegiatan kemahasiswaan lainnya "Ini adalah kesempatan yang baik untuk memperkenalkan produk - produk dan kegiatan mahasiswa SI," tambah Holil. Selain gathering, acara ini juga diisi oleh petuah - petuah dari beberapa pengusaha sukses, salah satunya Nurul Amin Thahir, Alumni Teknik Mesin ITS yang mempunyai beberapa perusahaan ini menjelaskan tentang pentinganya personal value dalam diri mahasiswa untuk bekal di dunia kerja. "Intinya, kita harus selalu bekerja sebaik mungkin, dan melakukan yang terbaik," tuturnya. (kl/yud) dikutip dari http://its.ac.id/ |
07 Maret 2011 09:14:52 | |
Surabaya (ANTARA News) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membuka jalur Program Kemitraan Mandiri (PKM) sebanyak 25 persen dengan penerimaan tanpa tes. | |
http://antaranews.com/berita/248693/its-buka-jalur-mandiri-tanpa-tes - "Waktu penerimaan jalur mandiri itu mepet dengan awal tahun ajaran baru," kata Pembantu Rektor I (akademik) ITS Surabaya Prof Ir H Arif Djunaidy MSc PhD di Surabaya, Sabtu. Selain itu, kata Ketua Panitia Lokal (Panlok) SNMPTN Surabaya itu, waktu yang sempit itu pasti akan digunakan seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) secara bersamaan, sehingga bisa "overlaping" (tumpang tindih). "Karena itu, kami sepakat menerima mahasiswa dari jalur mandiri tanpa tes, melainkan merujuk pada hasil tes SNMPTN bagi calon mahasiswa yang tidak diterima lewat jalur itu (SNMPTN)," katanya. Menurut dia, penerimaan calon mahasiswa dari jalur mandiri tanpa tes juga dilakukan UNS dan Unri (Universitas Riau), bahkan kedua PTN itu juga menggunakan cara yang sama dengan mengacu hasil SNMPTN tulis. Calon mahasiswa yang gagal SNMPTN itu bukan berarti mahasiswa yang bodoh, namun mereka umumnya memiliki kualitas yang baik, tapi mereka gagal diterima akibat keterbatasan kuota pada program studi tertentu. "Jadi, kami akan menerima mereka tanpa tes dengan merujuk pada hasil tes SNMPTN, tentunya kami memberlakukan sistem rangking untuk mendapatkan `input` yang terbaik pula," katanya. Tahun ajaran 2011/2012, katanya, ITS akan menerima 3.000 mahasiswa baru dengan rincian meliputi 15 persen lewat jalur undangan (rapor dan indeks sekolah/PMDK), 25 persen jalur mandiri, dan 60 persen jalur SNPMTN (ujian tulis secara nasional). "Dari 3.000 mahasiswa baru, ITS akan menyediakan 450 mahasiswa Bidik Misi (mahasiswa miskin yang diberi beasiswa penuh oleh Kemdiknas)," katanya. (*) dikutip dari http://its.ac.id/ |
02 Maret 2011 19:00:55 Eka Adi Prasetyo, mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan alat bantu medis bagi penderita stroke dalam Tugas Akhirnya (TA). Alat bernama Functional Elektrical Stimulaton System (FESS) tersebut bahkan pernah menjuarai Lomba Cipta Elektronika Nasional (LCEN) bidang biomedik pada tahun 2010 lalu. | |
Kampus ITS, ITS Online - Dikatakan Eka, FESS juga diangkat dalam tugas akhirnya yang berjudul Desain Pengendali Adaptive Neuro Fuzzy Inference pada Sistem Restorasi Motorik dengan Functional Elektrical Stimulaton Sistem. Eka menyebutkan bahwa pada faktanya para penderita stroke beresiko mengalami deformilitas atau penyusutan otot. “Hal tersebut dapat terjadi jika si penderita tidak terbiasa melatih gerakan ototnya,†ujar mahasiswa yang melakukan penelitian TA di Laboratorium Elektronika Medika ini. Berlatar alasan itulah, Eka mencoba memberi terapi alternatif penyembuhan bagi para penderita stroke melalui bantuan FESS, yang ide utamanya berasal dari Dr Achmad Arifin ST MEng, dosen pembimbing tugas akhirnya. “FESS bisa juga dikatakan berfungsi sebagai stimulus eksternal pengganti sinyal otak,†terang Eka. Hal itu lantaran penderita stroke bermasalah dengan saraf-saraf tubuhnya. Akibatnya, perintah dari otak untuk menggerakkan otot pun tidak tersampaikan. “Itulah sebabnya otot menjadi tidak dapat digerakkan,†ujar pria yang mempunyai hobi olahraga futsal ini. Eka menyebutkan bahwa tujuan utama diciptakannya FESS adalah mencegah terjadinya deformibilitas. FESS sendiri dilengkapi dengan sebuah pengendali otomatis bernama Adaptive Neuro Fuzzy Inferenrence Sistem (ANFIS). “ANFIS berfungsi mengontrol seberapa cepat gerakan yang akan dilakukan otot,†terang mahasiswa angkatan 2006 ini. Kelebihan ANFIS adalah ia membuat FESS bekerja secara otomatis. Pasalnya, mikrokontroller yang menjadi salah satu penyusun ANFIS mampu menangkap sensor sudut knee joint. “Hal ini secara otomatis akan memberikan sinyal sesuai kebutuhan pasien,†jelas Eka. Dari segi cara penggunaan, FESS terbilang mudah dioperasikan yakni hanya dengan menempelkan elektroda ke kaki penderita stroke. Elektroda itulah yang berfungsi sebagai konduktor dan kemudian akan menstimulus otot untuk bergerak. “Waktu pemakaian FESS disarankan tidak lebih dari tiga puluh menit,†imbuh mahasiswa asal Banyuwangi ini. Hal tersebut bertujuan agar otot tidak berkontraksi melebihi batas kemampuannya. Menurut Eka, penyembuhan stroke tidak hanya dengan mengandalkan FESS. Mahasiswa yang juga pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (Himatektro) itu menyebutkan bahwa FESS hanya berfungsi untuk melatih otot penderita stroke. “Perlu terapi yang lain untuk saraf penderita agar penyembuhannya berjalan paralel,†ujarnya. Alasannya, jika terapi saraf maupun otot dilakukan bersamaan maka penderita bisa lebih cepat mengalami kesembuhan. Ke depan, Eka berniat melanjutkan penelitiannya tersebut ke tahap klinis. (fi/az) dikutip dari http://its.ac.id/ |
07 Maret 2011 16:09:43 | |
Kali ini giliran tim bernama MS.id mengharumkan nama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya di kancah nasional. Tim yang dimotori empat mahasiswa jurusan Teknik Informatika (TC) angkatan 2008 tersebut berhasil memenangi kompetisi Arkavidia 2.0 yang digelar ITB, Minggu (20/2) lalu. | |
Kampus ITS, ITS Online - Keempat mahasiswa tersebut adalah Christian Ivan Yudisianto P, Sandi Rizky Kharima, Rahadian Dustrial Dewandono, dan Intan Dzikria. Melalui sebuah riset bersama, mereka menciptakan program bernama Globe. Hasilnya, Globe berhasil mengantarkan MS.id meraih juara I untuk kategori System Design Competition bertema Information Technology for Daily Life. “Kategori yang kami ikuti mewajibkan pesertanya menampilkan program aplikasi,” ujar Dewa. Tak hanya itu, mahasiswa asal Mojokerto ini menyebutkan bahwa program yang dibuat pun harus bisa diimplementasikan sebagai program aplikatif. Dijelaskan Dewa, Globe adalah aplikasi yang menggabungkan konsep Geographic Information System (GIS) dan social network. “Kami menggunakan Bing Maps milik Microsoft, program serupa Google Maps sebagai GIS,” ujar Dewa. Sementara social network yang digunakan adalah beberapa jejaring sosial yang menang sudah ada, seperti Facebook ataupun Twitter. Melalui Globe, para pengguna jejaring sosial memungkinkan saling berinteraksi satu sama lain karena bisa mengetahui lokasi pengguna lainnya. Demikian pula saat pengguna meng-update status, maka secara otomatis keberadaan mereka pun dengan mudah bisa diketahui. Menurut Dewa, Globe memang sengaja dikoneksikan dengan aplikasi API di Facebook. Tujuannya tak lain untuk memudahkan pengguna. “Kami mengantisipasi para pengguna yang biasanya enggan melakukan registrasi ulang,” ujar Dewa. Ke depannya, Dewa bersama timnya berencana akan mengembangkan Globe. Salah satu rencana pengembangannya , Globe tak hanya terkoneksi dengan Facebook ataupun Twitter, melainkan juga bisa terhubung dengan Linked ink, jejaring sosial yang lebih mengarah pada bidang keprofesian. Tak hanya itu, Dewa juga tak menampik bahwa ada kemungkinan suatu saat nanti mereka akan mengkomersilkan karyanya. “Hanya saja memang perlu sponsor karena pasti membutuhkan banyak biaya,” ujarnya. Ms.id juga memiliki keinginan bisa mengikuti kompetisi internasional sekelas Imagine Cup yang diadakan Microsoft. Karena itulah, sekitar akhir Maret mendatang, mereka akan bertanding memperebutkan gelar juara di Microsoft Indonesia. Pasalnya, hanya akan dipilih satu tim sebagai perwakilan Indonesia di Imagine Cup. “Paling tidak kompetisi Arkavidia ini bisa menjadi jembatan awal bagi kami untuk ke sana,” ujar Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HMTC) ini. (fi/az) dikutip dari http://its.ac.id/ |